Sambangi Pasar Senggol, Ini Harapan Pedagang ke Suratiny 

Sambangi Pasar Senggol, Ini Harapan Pedagang ke Suratiny 

Metroterkini.com - Calon anggota legislatif (Caleg) Provinsi Riau nomor urut 2 dari Partai Demokrat, Suratiny Sulesdianinggrum, SIp, Jum'at (12/4/19) malam, menyambangi Pasar Senggol dan Pasar Senja di belakang Giant, Panam.

Kehadiran Suratiny Sulesdianinggrum yang akrab disapa Titin itu disambut antusias oleh ratusan pedagang dan pengurus kedua pasar tersebut.

Didampingi pengurus pasar, satu persatu kios pedagang disambangi Suratiny. Ternyata para pedagang sangat senang didatangi politisi perempuan itu.

Saat disampangi Suratiny, pedagang meminta agar mereka tidak dilupakan jika sudah duduk.

"Jangan lupakan kami jika ibu sudah duduk," kata Warman salah seorang tokoh pedagang.

Harapan yang sama juga disampaikan seorang perempuan penjual lontong dan gorengan. Dia meminta agar Suratiny tidak lupa seusai Pemilu.

Sebab, ungkap perempuan itu, bukan hal yang asing jika seusai Pemilu, pemilik suara sering dilupakan politisi.

Menanggapi kekhawatiran para pedagang tersebut, Suratiny tidak sungkan berjanji bahwa dirinya tidak akan melupakan para pendukungnya.

"Saya tidak akan melupakan bapak-bapak dan ibu-ibu semua. Aspirasi bapak-bapak dan ibu-ibu akan saya perjuangkan," ujarnya.

Ikut dalam sosialisasi Suratiny malam tadi, Anto Ketua Pasa Senggol, Yal Ketua Pasar Senja dan Niko Thomas Ketua Umum Pasar Senggol dan Pasar Senja serta pengurus lainnya.

Menurut Niko, jumlah pedagang Pasar Songgol dan Pasar Senja sebanyak 450 pedang. Jika ditambah karyawan jumlah pemilik suara dikedua pasar itu sekitar 1.500 suara.

"Karyawan setiap kios rata 3 sampai 4 orang. Karyawan saya aja 8 orang," kata Niko Thomas.

Dalam kesempatan itu, Niko meminta kepada Suratiny agar memperhatikan para pedagang eks pasar Congkok tersebut. Pasalnya, ungkap Niko, perhatian pemerintah kota terhadap mereka sangat kurang.

Bahkan, kios untuk berdagang mereka bangun sendiri. Untuk itu, harapan mereka sangat besar kepada Suratiny.

"Perhatian walikota kepada kami masih kurang. Kami disini adalah pedagang berdikari (Membangun kios sendiri)," ujar Niko.

Ditegaskan Niko, produk (pakaian dan sepatu) yang mereka jual tidak kalah kualitasnya dengan pasar modern. Saat ini, kedua pasar itu menjadi tujuan belanja warga luar Pekanbaru.

"Kualitas dagangan kami tak kalah, hanya saja Pemko kurang memperhatikan kami. Untuk itu, ibuk (Suratiny) jangan melupakan kami kalau sudah duduk," harap Niko. [rudi]

Berita Lainnya

Index